Innovative Government Awards 2020: Ridwan Kamil Paparkan Delapan Inovasi Jabar

Ridwan Kamil saat konferensi video dari Gedung Pakuan
KIMPurwakarta.web.id
- Delapan inovasi dari Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) ikut serta dalam ajang Innovative Government Awards (IGA) 2020 yang digelar Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia (RI).

Gubernur Jabar Ridwan Kamil memaparkan secara langsung delapan inovasi tata kelola pemerintahan daerah asal Jabar itu kepada para dewan juri IGA 2020 melalui konferensi video dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (4/11/20).

Delapan inovasi tersebut yakni: (1) Sistem Perencanaan dan Penganggaran yang Terintegrasi antara Pemerintah Daerah Provinsi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota se-Jawa Barat dan Pemerintah Pusat (Si Rampak Sekar); (2) Tunjangan Remunerasi Kinerja (TRK); (3) Samsat Mobile Jawa Barat (Sambara); (4) Desa Digital; (5) Sistem Informasi Peta Peruntukan Lahan Perkebunan (Si Perut Laper); (6) Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jawa Barat (Pikobar); (7) Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-Cita (Sekoper Cinta); serta (8) Institut Pembangunan Jawa Barat (InJabar).

Dalam paparannya, Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil-- mengatakan, pihaknya terus mendorong lahirnya beragam inovasi demi merespons kebutuhan pelayanan publik kepada hampir 50 juta penduduk Jabar.

“Satu hal yang kami reformasi di Jawa Barat adalah setiap tahun kami meminta satu OPD (Organisasi Perangkat Daerah) memberikan satu inovasi. Ada 50 OPD, maka minimal setahun sekali saya memanen 50 inovasi,” kata Kang Emil.

“Beberapa inovasi yang akan kami tampilkan (di IGA 2020) adalah hasil buah panen sistem reformasi kami, bahwa masing-masing (OPD) bisa memberikan kontribusinya,” tambahnya.

Kang Emil pun menjelaskan, inovasi bisa terwujud dari temuan masalah di lapangan. Untuk itu, ia getol meminta OPD di Jabar untuk melakukan observasi di lapangan, riset, dan memaparkan kepada dirinya.

"Sehingga setiap tahun kami memberikan Innovation Awards versi gubernur (Jabar) kepada para OPD,” tutur Kang Emil.

IGA oleh Badan Litbang Kemendagri RI sendiri bertujuan mengapresiasi inovasi pembangunan yang diterapkan oleh pemerintah daerah baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota di Indonesia.

Ada lima kategori penghargaan yang akan diberikan dalam IGA 2020, yaitu: (1) Provinsi Terinovatif, (2) Kabupaten/Kota Terinovatif, (3) Kabupaten/Kota Terinovatif kategori daerah tertinggal, (4) Kabupaten/Kota Terinovatif kategori kawasan perbatasan, dan (5) Kabupaten/Kota Terinovatif kategori Provinsi Papua dan Papua Barat. Di 2019 lalu, Pemda Provinsi Jabar menyabet penghargaan Pemerintah Provinsi Terinovatif Peringkat 2.

Sama seperti penyelenggaraan IGA sebelumnya, Menteri Dalam Negeri RI akan mengusulkan agar para pemenang IGA 2020 mendapatkan Dana Insentif Daerah (DID) Bidang Inovasi Daerah kepada Menteri Keuangan RI.

Si Rampak Sekar

Si Rampak Sekar adalah Sistem Perencanaan dan Penganggaran yang Terintegrasi antara Pemerintah Daerah Provinsi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota se-Jawa Barat dan Pemerintah Pusat. Sebelum kehadiran Si Rampak Sekar, sistem perencanaan dan penganggaran berbasis manual dan masih bersifat program follow money.

“Satu hal yang kami lakukan dalam dua tahun ini adalah memperbaiki proses perencanaan pembangunan. Kita ada aplikasi namanya Si Rampak Sekar. Dulunya situasi masih banyak yang manual, masih berbasis yang sifatnya anggaran diberikan kemudian program di lapangan atau istilahnya program follow money,” papar Kang Emil.

“Sekarang dibalik money follow program. Programnya dulu dimatangkan kemudian dieksekusi baru anggaran diberikan. Jadi, tidak ada lagi dinas buang-buang uang, kemudian isunya adalah tidak terakses, terlalu top-down, pelayanan lambat cenderung menjadi ruang korupsi,” ujarnya.

Dengan Si Rampak Sekar, Kang Emil menegaskan bahwa Pemda Provinsi Jabar bisa memastikan bahwa APBD Provinsi Jabar sangat ketat, efisien, dan bisa dipertanggungjawabkan.

Tunjangan Remunerasi Kinerja (TRK)

TRK adalah inovasi untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia atau ASN di Pemda Provinsi Jabar. Melalui sistem ini, ASN di Jabar akan mendapatkan penghasilan sesuai dengan kinerjanya. Setiap hari ASN di Jabar harus absen melalui TRK dengan mencantumkan bukti hasil pekerjaan yang telah dilakukannya.

“Lewat TRK ini semua wajib mengisi (hasil pekerjaan) dengan detail, dievaluasi 360 derajat oleh sesamanya, sehingga menghasilkan tidak ada lagi orang yang bolos yang tidak ketahuan, tidak ada lagi yang masuk kerja tapi tidak bekerja, itu pasti ketahuan, dan tidak ada lagi PNS yang over time atau under time dari sisi pekerjaan,” ucap Kang Emil.

Samsat Mobile Jawa Barat (Sambara)

Sambara merupakan salah satu inovasi pelayanan publik di Jabar dalam bidang perpajakan khususnya untuk pajak kendaraan bermotor. Kang Emil pun mengaku sejak digulirkannya aplikasi ini terjadi peningkatan pendapatan pajak kendaraan bermotor di Jabar yang naik hampir empat kali lipat.

Pada 2018 atau sebelum diterapkannya Sambara, pendapatan pajak mencapai Rp114 miliar lebih. Namun, setelah diterapkannya aplikasi ini, pedapatan pajak pada 2019 naik menjadi Rp406 miliar lebih.

“Kita sekarang mengubah persepsinya bukan rakyat yang datang kepada negara tapi negara yang datang kepada rakyat. Jadi, untuk pembayaran kewajiban masyarakat terhadap pajak kita membiasakan diri kepada kebiasaan mereka,” kata Kang Emil.

“(Sambara) ini menandakan inilah masa depan pelayanan publik di Indonesia, jangan dipersulit dan kita dekatkan kewajiban mereka kepada kebiasaan hidup mereka (masyarakat),” tuturnya.

Desa Digital

Inovasi ini merupakan pelayanan publik di Jabar dari sisi ekonomi inklusif. Ada delapan cara dalam mengembangkan ekonomi berbasis digital, yaitu; (1) komunikasi melalui sebuah aplikasi dimana kepala desa bisa berkomunikasi langsung dengan gubernur melalui WA group, (2) menghadirkan WA group warga desa, (3) memiliki akun media sosial untuk mempromosikan potensi desa, (4) aplikasi perikanan, peternakan, dan pertanian, (5) command center desa, (6) bisnis via digital, (7) aplikasi pelayanan publik desa, serta (8) pemancar signal dan wifi gratis di desa.

“Kami sangat bangga waktu saya mulai menjabat (sebagai Gubernur Jabar), kategori desa sangat tertinggal masih ada 48 desa, sekarang dalam hitungan satu tahun, sudah nol. Desa Mandiri atau desa bintang lima awalnya ada 37 desa, sekarang sudah 270 desa bintang lima,” ucap Kang Emil.

Si Perut Laper

Sistem Informasi Peta Peruntukan Lahan Perkebunan atau disingkat Si Perut Laper adalah aplikasi yang digunakan untuk memperbaiki kerusakan lingkungan dan ekonomi. Melalui aplikasi ini para petani bisa menanam komoditas perkebunan dan pertaniannya sesuai dengan peruntukan lahannya.

“Sistem informasi ini memberikan informasi bahwa tanah yang dimiliki kita misalnya tanah miring ini cocoknya bukan kentang tapi kopi, sehingga petani di Jawa Barat sekarang diedukasi bagaimana menanam tanaman yang laku dipasaran dan mana yang tanaman yang bisa menyelamatkan lingkungan,” ujar Kang Emil

“Sistem ini membuat kenaikan produktivitas hingga 60 persen, kemudian penyerapan pasar naik sampai 59 persen, dan peningkatan pendapatan petani 86 persen,” katanya.

Pikobar

Pikobar atau Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jawa Barat adalah aplikasi yang memilki 23 vitur, mulai dari donasi, tes COVID-19, daftar relawan, cek bantuan sosial, dan lainnya. Sebelumnya, Pikobar telah mendapatkan penghargaan Special Award for Resiliency di IDC Digital Transformation Awards (DXa) Indonesia 2020 serta Top 21 Inovasi Pelayanan Publik Penanganan COVID-19 dari Kementerian PANRB RI Tahun 2020 kategori Special Award for Resiliency.

“Kami satu pintukan semua komunikasi publik dengan dan informasi menjadi satu genggaman,” ucap Kang Emil.

Sekoper Cinta

Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-Cita yang disingkat Sekoper Cinta merupakan salah satu pengembangan ekonomi inklusif untuk perempuan. Para ibu di Jabar yang ingin lebih pintar dilembagakan dengan nama Sekoper Cinta.

Sekoper cinta merupakan wadah perempuan Jabar bertukar pengetahuan dan pengalaman untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Hal ini sebagai upaya untuk mewujudkan perempuan Jabar Juara yang mampu memberdayakan diri, keluarga, dan lingkunagn sekitarnya. Pada 2019, telah diwisuda sebanyak 2.700 lulusan Sekoper Cinta.

“Di program ini ada untuk edukasi ketahanan ekonomi, keharmonisan keluarga, termasuk sosial politik juga. Sekolah ini kami gunakan untuk mencegah ekstrimisme antiideologi yang mungkin ada di desa-desa,” ucap Kang Emil.

“Dan sekolah ini mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Korea Selatan sebagai pemberdayaan gender yang paling konkret, sehingga kami mendapat (dana) hibah dari Pemerintah Korea Selatan,” tambahnya.

InJabar

Institut Pembangunan Jawa Barat atau InJabar adalah lembaga kepakaran kolaborasi Pemda Provinsi Jabar dan Unpad berbasis hasil riset. Injabar menjadi think tank penyusun dan pengambil kebijakan untuk daya saing dan kesejahteraan masyarakat Jabar.

Ada lima bidang kerja yang dilakukan InJabar, yaitu bidang konsultasi, bidang matematika, bidang survei dan statistika, bidang pembangunan perdesaan, bidang pelatihan dan assessment, serta bidang produk dan komunitas.

“Kami ingin menjadi provinsi yang paling tangguh dengan semangat kolaborasi dan inovasi dengan para akademisi. Tugas InJabar ini adalah menyatupintukan semua riset-riset di perguruan tinggi se-Jawa Barat,” tutup Kang Emil.(*)