Pemprov Jabar Terus Tingkatkan Swab Test

Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat
KIMPurwakarta.web.id - Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, terus berupaya untuk terus meningkatkan pengetesan melalui uji usap (swab test) metode Polymerase Chain Reaction (PCR).

Menurut Gubernur Jawa Barat yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil, berdasarkan data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar) hingga Selasa (25/08/2020) pukul 14:00 WIB, terdapat 203.306 tes PCR yang telah dilakukan di Jawa Barat.


"Mulai pekan ini, pengujian PCR ditargetkan mencapai hingga 50 ribu per pekan di 26 laboratorium dengan dukungan pengetesan lewat 27 unit PCR koper atau PCR portable yang bisa digunakan ke pelosok daerah," kata Gubernur, usai memimpin rapat koordinasi mingguan Gugus Tugas Jabar di Makodam III/Siliwangi, Selasa (25/08/20).


Gubernur berharap, kedepan tidak ada lagi peningkatan kasus yang artinya penerapan protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun, di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ini berjalan dengan efektif.


“Karena masa inkubasi biasanya sepuluh sampai 14 hari, kita akan monitor apakah 14 hari dari sekarang ada lonjakan (kasus) luar biasa. Mudah-mudahan tidak ada, kalau ada lonjakan berarti itu pola dari long weekend yang nanti jadi evaluasi pengambilan keputusan dalam penanganan di pariwisata. Dan kalau tidak ada lonjakan berarti itu relatif protokol (kesehatan) kita selama long weekend sangat baik,” tuturnya.


Sementara itu, Ketua Harian Gugus Tugas Jabar, Setiawan Wangsaat
maja menyampaikan bahwa positivity rate per 100 orang melalui pengetesan metode PCR per 23 Agustus di Jawa Barat adalah 20 persen. Menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka positivity rate per 100 orang harus sebesar 5 persen.

"Jumlah pengetesan kami (Jabar) jika melihat standar WHO satu persen dari jumlah penduduk, memang masih belum memenuhi,” ujarnya.

Setiawan mengatakan, di masa AKB sekaligus pemulihan ekonomi, masyarakat yang tinggal di rumah atau stay at home cenderung menurun yang artinya, sudah banyak masyarakat yang melakukan aktivitas di luar rumah. Oleh karenanya disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M agar bisa beraktivitas dengan aman di masa AKB.


“Jadi, yang tinggal di rumah cenderung menurun, artinya banyak orang yang keluar. Dan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 cenderung meningkat. Ini sangat berkorelasi kuat antara orang-orang yang tidak tinggal di rumah atau beraktivitas di luar dengan pertambahan kasus yang cenderung terus meningkat,” ucapnya. (*)