PC ISNU Purwakarta Hadiri CIC di Kota Cirebon


Purwakarta
- Mewujudkan spirit budaya moderasi dan multikultural untuk perdamaian bangsa, 
Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Purwakarta hadiri undangan dari panitia Cirebon Intelektual Conference (CIC) di salah satu hotel di Kota Cirebon.

Tohir yang mewakili PC ISNU Kabupaten Purwakarta menyampaikan tanggapan di Komisi Ekonomi dan Penuntasan Kemiskinan, menurutnya bahwa, ini merupakan solusi untuk melakukan ekonomi kemasyarakatan yang mengedepankan produktivitas masyarakat.

"Sehingga mendapatkan nilai tambah untuk keberlangsungan hidup bangsa kedepan," ucap dia, ketika dikonfirmasi Reporter Media KIM Kabupaten Purwakarta, Selasa (9/8/2022) malam.

Dalam hal ini, Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PC ISNU) Kabupaten Cirebon menggelar Cirebon Intellectual Conference (CIC) 2022 atau Konferensi Intelektual Cirebon.

Adapun ccara bertema “Cirebon Diaspora; Mewujudkan Spirit Budaya Moderasi dan Multikultural untuk Perdamaian Bangsa” yang dilaksanakan selama dua hari, Selasa-Rabu (9-10/8) di Kota Cirebon.

Acara didukung Litbang Bimas Kemenag RI, IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ), IAI Cirebon, IAI Bunga Bangsa Cirebon (BBC) dan STIKES Kempek bertujuan untuk mengumpulkan intelektual yang lahir di Cirebon

Kegiatan CIC ini menampilkan sejumlah narasumber yang berkiprah di tingkat nasional maupun internasional di antaranya Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, Agung Laksono, KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurrachman, KH. Husein Muhammad dan Yuddy Chrisnandi. Sementara itu, KH. Said Aqil Siradj menjadi keynote talker pada kegiatan CIC ini.

Pada kesempatan itu, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB University, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS memaparkan makalah bertema "Membangun Moderasi Ekonomi Berbasis Kelautan; Tantangan Ekologi Dan Ekonomi Maritim Indonesia".

Ia mengungkapkan bahwa, sejak merdeka pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami perbaikan hampir di semua bidang kehidupan.

“Contohnya, kalau pada 1945-1955 sekitar 70 persen rakyat Indonesia masih miskin, pada 1970 jumlah rakyat miskin menurun menjadi 60 persen. Pada 2004 tingkat kemiskinan turun lagi menjadi 16 persen, tahun 2014 mejadi 12 persen, dan tahun 2019 tinggal 9,2 persen. Sayang, dampak dari pandemi Covid-19, pada 2021 tingkat kemiskinan meningkat lagi menjadi 10,2 persen atau sekitar 27,6 juta orang (BPS, 2021),” ujar Prof. Rokhmin Dahuri.

Yang lebih mencemaskan, sambungnya, ketimpangan ekonomi (penduduk kaya vs miskin) pun semakin melebar dan membahayakan keharmonisan sosial.

"Satu persen penduduk terkaya Indonesia memiliki total kekayaan setara dengan 45% total kekayaan negara, terburuk ketiga di dunia setelah Rusia dan Thailand (Oxfarm International, 2021)," ungkapnya.


Media KIM Kabupaten Purwakarta
Reporter: Deden
Editor: Abdar