Agar Anak Tak Canggung, FKDT Kecamatan Bungursari Purwakarta Edukasi Manasik Haji

Iyan Hidayat, S.Sos.I selaku FKDT Kecamatan Bungursari 

Purwakarta
- Untuk memupuk rasa cinta akan kebesaran dan ajaran yang telah Allah SWT perintahkan kepada umatnya, tentunya perlu ditanamkan rasa cinta terhadap ajaran Islam semenjak usia dini.

Melalui berbagai macam cara agar anak mulai mengetahui ajaran Islam. Salah satu yang paling baik adalah melalui pendidikan yang pada saat ini sedang booming di masyarakat Indonesia.

Diniyah Takmiliyah Amiliyah (DTA) merupakan salah satu tempat untuk menuntut ilmu agama, di lembaga pendidikan seperti ini diharapkan dapat menjadi salah satu pendidikan karakter anak sebagai dasar keagamaan yang akan melahirkan anak saleh-saleha.

Melalui program program yang disuguhkan kepada anak, seperti halnya kegiatan Manasik Haji bagi santri-santri di DTA Se-Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa barat ini misalnya.

Pada hari Minggu 27 Maret 2022, telah melaksanakan kegiatan trainer sebagai bekal pengetahuan tentang tatacara bagaimana menjalankan manasik agar ketika mereka para santri naik haji, itu akan terbiasa dan tidak canggung lagi.

Ketika dikonfirmasi melalui saluran aplikasi WhatsApp messenger-nya, Ketua Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kecamatan Bungursari mengatakan bahwa pihaknya telah melaksanakan program tersebut yang di ikuti oleh 30 MDTA.

"Alhamdulillah kemarin kami bersama-sama dengan MDTA se Kecamatan Bungursari telah melaksanakan kegiatan Manasik Haji, yang dilaksanakan di Desa Dangdeur yang berlokasi di Pesantren Nuruzolam, dengan jumlah peserta kurang lebih 1260 orang santri," ujar Iyan Hidayat, S.Sos.I selaku 
FKDT Kecamatan Bungursari tersambung melalui WhatsApp, Senin pagi (28/3/2022).

Menurut dia, melalui kegiatan ini diharapkan bisa memupuk rasa cintanya terhadap ajaran agama Islam, terutama menanamkan motivasi untuk bisa mengamalkan rukun Islam yang ke 5 yaitu melaksanakan ibadah haji ke Baitullah Mekah.

"Selama kegiatan berlangsung kami tetap tetap memperhatikan prokes yang ketat dan tetap memakai masker. Para santri dan pendamping membawa alat pengukur suhu badan dan mencuci tangan, termasuk membawa handsanitiser," ungkap Ustadz Iyan di penghujung wawancara.


Media KIM Kabupaten Purwakarta
Reporter: Yusup Bachtiar