Libatkan Warga Desa Benteng, Lakpesdam PCNU Purwakarta Gali Gagasan Lewat Lembaga Sekolah Lapang


Purwakarta
- Guna meningkatkan kesetaraan masyarakat rentan dan kaum marjinal, Lembaga dan Kajian Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Purwakarta menggelar kegiatan yang bertajuk Team Building dan Penggalian Gagasan Lembaga Sekolah Lapang.

Kegiatan tersebut berlangsung di Desa Benteng, Kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta, dengan melibatkan warga sekitar.

Ketua Lakpesdam PCNU Kabupaten Purwakarta, Pupu Tarpu Hawa, mengatakan bahwa alasan dan tujuan dipilihnya Desa Benteng ini ialah karena adanya titik pertalian atau persinggungan dua program, yaitu desa inklusif dan desa cerdas.

"Dari program itu kita dari PCNU kerjasama dengan duta digital dari Kementerian Desa dan bersama-sama membangun dua program tersebut agar berjalan dengan sesuai dengan harapan," ungkap Pupu, ketika dikonfirmasi Media KIM Kabupaten Purwakarta usai kegiatan, pada Selasa 19 September 2023.

Termasuk Desa Benteng, Pupu mengklaim, dari 4 desa di Kabupaten Purwakarta sudah dilakukan team building dan penggalian gagasan lembaga sekolah lapang.

"Jadi, selain 4 desa yang sudah ada sk-nya, kita juga harus mereplikasi kegiatan inklusi ini ke desa yang lain. Entah itu berbentuk model pembelajaran video atau audio visual ataupun modul-modul pembelajaran," ucapnya.

Pupu juga mengatakan, untuk di tahun kedepannya 2024 bakal ada 4 desa selanjutnya untuk program desa inklusi.

"Menurut informasi dari Kementerian Desa akan ada 4 desa lagi yang akan kita laksanakan pemberdayaan desa inklusif ini. Terkait spesifikasi desanya itu masih belum dipublish dan masih menunggu SK dari Kementerian Desa dan Lakpesdam PBNU," jelas Pupu.

Terkait banyaknya pelatihan lembaga sekolah lapang yang didominasi oleh ibu-ibu, Pupu berharap bahwa partisipasi dari kaum perempuan lebih meningkat ketimbang laki-laki.

"Selain dari kaum perempuan, kita juga melibatkan kaum lansia. Untuk lansia sendiri tidak terlepas gender bisa itu perempuan maupun laki-laki. Jadi memang untuk saat ini, kita fokusnya untuk sekolah lapang untuk kaum perempuan dan kaum marjinal yang lain," beber Pupu.

Pupu berharap dengan dilaksanakannya penggalian gagasan lembaga sekolah lapang ini bisa terciptanya angka partisipasi masyarakat yang meningkat.

"Tentunya dengan diiringi oleh soft skill dan mobilitas masyarakat desa baik yang pastinya kaum marjinal ataupun kaum rentan yang kemudian mendapatkan hasil dari pembangunan desa itu sesuai dengan tepat sasaran," ucap Pupu.

Oleh karena itu, lanjut Pupu, kaum marginal dan kaum rentan bukan hanya menjadi objek pembangunan melainkan mampu menjadi subjek dari pembangunan desa tersebut.

"Dari hasil pembangunan tersebut, kami berharap dapat terciptanya akuntabilitas sosial yang ada di pemerintahan desa," pungkas Pupu.