Peringatan Sumpah Pemuda Moment Presiden, Gubernur, Bupati/Walikota Periksa dan Laporkan Keadaan Pemuda

Aa Komara

Purwakarta
- Tanggal 28 Oktober merupakan hari penuh arti bagi Pemuda Indonesia. Apakah Peringatan Rutin Tahunan ini sudah betul betul bermakna dalam implementasinya?.

Aktivis Jawa Barat dan Inisiator Paguyuban Alumni Universitas Padjadjaran (UNPAD), Aa Komara, mengemukakan pendapatnya.

Menurutnya, sepatutnya pada setiap Peringatan Hari Sumpah Pemuda menjadi moment bagi Seluruh Pemimpin Negeri, mulai dari Presiden, Gubernur, Walikota/Bupati, hingga perangkat pemerintahan di bawahnya, untuk memeriksa kemudian merilis kepada publik data pemuda Indonesia yang telah terberdayakan baik secara akademis, prestasi maupun kesejahteraannya.

"Agar setiap tahun itu ada data akurat mengenai perkembangan keadaan generasi muda Indonesia secara holistik, misal, berapa jumlah pemuda yang terserap lapangan kerja dan berapa yang belum, berapa yang telah mendapat pelatihan keterampilan/edukasi Life Skills atau yang sudah terdidik di jalur akademis formal,"
 katanya.

Ia mengatakan, rilis atau progress report tersebut dilengkapi dengan data mengenai segala upaya trouble shooting yang telah dilakukan terkait permasalahan pemuda serta program antisipasi (penyaluran bakat dan potensi).

"Agar pemuda Indonesia tidak terjerumus pada narkoba, kriminalitas, serta aktivitas negatif lainnya," ungkapnya.

Dengan demikian diharapkan, lanjut Aa Komara, pasca peringatan Hari Sumpah Pemuda atau setiap melewati tanggal 28 Oktober, problem kepemudaan ini terus berkurang di setiap saatnya dan di setiap tahunnya.

"Kita seringkali terjebak hal hal seremonial (Hari Peringatan Nasional) namun setelah itu tidak ada perubahan yang signifikan," katanya.

Menurutnya, jangan sampai bangsa ini menyandang julukan "REPUBLIK PENCINTA DRAMA PERINGATAN HARI HARI NASIONAL".

"Artinya hanya peduli kepada Pemuda pada saat tanggal 28 Oktober saja," pungkas Kang Akom, sapaan akrab Aa Komara.


Media KIM Kabupaten Purwakarta
Editor: Abdar