Dukung Pemerintah Dalam Pemulihan Ekonomi, Desa Gandasoli Jalankan Program Peternakan Terpadu


Purwakarta
- Untuk mengedalikan inflasi daerah, pemerintahan desa di Kabupaten Purwakarta telah menjalankan program ketahanan pangan. Tentnya semua itu dilakukan guna mendukung keberlanjutan ketahanan pangan di tiap desa-desa.

Hal itu berkaitan dengan Peraturan Presiden nomor 104 tahun 2021 tentang rincian APBN TA 2022. Disebutkan bahwa Dana Desa ditentukan penggunaannya untuk program ketahanan pangan dan hewani paling sedikit 20% (dua puluh persen).

Melalui Kementerian Desa PDTT telah mengembangkan Program Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan, hal ini untuk mendukung program ketahanan pangan di tiap desa-desa.

Adanya program tersebut, tentunya disambut baik oleh Pemerintahan Desa Gandasoli yang nantinya akan dikelola oleh kelompok binaan peternak.

Adapun kelompok binaan peternak di Desa Gandasoli yang meliputi Kelompok Gandasari I. ketunya Achmad Taufik; Kelompok Gandasari II. Ketuanya Udin; Kelompok Gandasari III ketuanya Iim; serta Kelompok Gandasari IV diketuai oleh Cep Undang.

Menurut penjelasan dari keempat kelompok yang di wakili Achmad Taufik, bahwa penyaluran hewan ternak (domba) mewakili anggota yang lainnya, pihaknya membenarkan menerima domba tersebut seminggu yang lalu.

"Tiap kelompoknya mendapat 10 ekor domba dan tidak ada komplain," ungkap Taufik, ketika dikonfirmasi Media KIM Kabupaten Purwakarta melalui sambungan telepon, Sabtu (17/9/22).

"Dengan adanya bantuan tersebut, anggotanya merasa terbantu apalagi anggota kami selaku petani dan buruh tani serta peternak dengan kehidupan serba pas-pasan, ketika mendapat penyaluran domba membantu sekali," sabung Taufik.

Sementara itu dikonfirmasi terpisah, Sekdes Gandasoli, Yudi membenarkan soal penyampaian dari Ketua Kelompok Gandasari I, tidak ada komplain penyaluran domba kepada kelompok ternak yang telah diberikan.

"Dari hasil klarifikasi dan melihat pemberitaan yang beredar sebelumnya, bahwa dari pagu total anggaran, itu tidak terperinci," ucap Sekdes Gandasoli, dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Sabtu (17/9/22).

Ia menambahkan, pihaknya mengalokasikan dari 124 juta, dalam hal pembelian ada tiga jenis pembelian, meliputi pembelian betina, jantan sangkal dan indukan yang lagi hamil.

"Berdasarkan pagu anggaran tersebut jenis dombanya itu beda-beda anggaran semisal sekarang domba jantan sangkal berapa, betina sangkal berapa, dan indukan yang lagi hamil berapa? Itukan harganya tentu berbeda-beda. Kalau dipukul harga rata-rata sekian juta itu tidak logis, terlebih lagi harga domba itu tidak stabil," tutur Sekdes Gandasoli.

Kendati dengan munculnya pemberitaan miring dilapangan, lanjut Sekdes Gandasoli, bahwa pihaknya sudah menempuh sesuai prosedur dan aturan berlaku serta verifikasi RAB, saran-saran dari dinas peternakan.

"Adanya pemberitaan miring sebelumnya itu tidak sesuai dan tidak benar. Terlebih lagi dari keakuratan data itu tidak jelas," ucap dia.

"Bahkan dari keempat kelompok tersebut sudah menerima. Walaupun dengan adanya laporan-laporan tersebut, mereka tidak tahu mekanismenya seperti apa," sambung dia.

Menurutnya, adapun dalam pembelenjaan melalui pihak ketiga, yakni melalui CV. Namun pihaknya, sebelum belanja melakukan koordinasi dengan pihak Inspektorat.

"Kita berkoordinasi dulu dengan Inspektorat sebelum belanja, itu diperbolehkan atau tidak!," tuturnya.

Sementara itu, berdasarkan penjelasan Sekdes Gandasoli, dari pihak inspektorat membolehkan belanja ke pihak ketiga (CV-red).

"Asalkan membeli dilingkungan sekitar, dengan harga yang sesuai. Untuk itu pihak CV membeli diseputar Desa Gandasoli juga," katanya.

Dalam hal ini, pembelian domba tersebut melalui CV dan sesuai spesifikasi RAB. Adapun pembelian domba yang tidak sesuai (rata), pihak CV bertanggungjawab dan bertanggung jawab sesuai dengan komitmen, meskipun domba tersebut mati.

"SPK-nya juga sudah jelas. Bahkan dilapangan ketika kelompok menerima domba, apabila tidak sesuai, mereka langsung komplen dan diganti dengan barang yang sesuai dengan spesifikasi," jelasnya.

Menurutnya, dari jumlah penyaluran anggaran Rp 176 juta terbagi dua pos kegiatan anggaran, yakni untuk anggaran ternak besarnya Rp. 124.500.000,- selain itu penyaluran di pertanian disalurkan di tahap pertama.

"Dari hasil dilapangan bahwa yang namanya domba sangkal itu memang pisiknya kecil, tentunya mempengaruhi dari harga tergantung musim. Apalagi saat ini menjelang bulan Mulud," katanya.

Sementara itu, tambah dia, dalam pembelanjaan domba tersebut belum lama ini, bulan Safar menjelang Mulud harga domba lagi tinggi-tingginya.

"Dalam peng SPJ-an pembelanjaan harga domba tersebut, pihaknya sudah siap sesuai dengan aturan," pungkasnya.


Media KIM Kabupaten Purwakarta
Reporter: Deden
Editor: Abdar