Disdik Purwakarta Pastikan Kesiapan Sekolah Untuk Pembelajaran Tatap Muka

Mencuci tangan (Foto: Dok.Disdik Purwakarta)
KIMPurwakarta.web.id
- Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta tinjau kesiapan sekolah menyambut pembelajaran tatap muka di sekolah, Kamis (10/12).

Dari amatan langsung, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Purwakarta, H. Purwanto memberikan tugas kepada pejabat Dinas Pendidikan untuk meninjau langsung kesiapan sekolah untuk aplikasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka. Peninjauan langsung itu sendiri dilakukan di SD Negeri 2 Parakanlima dan SMP Satu Atap Parakanlima. Jajaran pejabat Disdik memastikan pihak sekolah menerapkan protokol kesehatan.

Ditemui di lokask, Kepala Sekolah SDN 2 Parakanlima dan SMP Satap Parakanlima, Eli Herlina mengatakan, pihaknya sejauh ini sudah mempersiapkan segala kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), mulai dari kebersihan, ketersediaan nya air bersih, tempat cuci tangan, sabun cuci tangan disetiap depan kelas, handsanitizer, masker, termogen.

“Nah, untuk pembelajaran tatap muka, di ruang kelas nantinya dilakukan dengan sistem shift (pergantian : red) pagi dan siang. Bahkan, ada yang tiga shift. Masing-masing kelas sebanyak 14 siswa untuk jenjang SD dan sebanyak 16 siswa untuk jenjang SMP. Kami juga mengkampanyekan adaptasi kebiasaan baru baik melalui media online, dan media cetak,” katanya.

Selanjutnya, ia mengaku bahwa banyak orang tua siswa yang menuntut sekolah untuk segera menggelar pembelajaran tatap muka, mengingat wilayah sekolah yang sudah dinyatakan sebagai zona hijau dari wabah covid-19.

“Atas dasar itu, maka kami membuat berita acara, SK dan Draf yang disepakati komite sekolah, sementara untuk ijin dari desa dan kecamatan sedang dalam proses. Hal ini sesuai dengan keinginan para orang tua siswa dan guru, karena menurut mereka proses pembelajaran daring cenderung tidak maksimal, entah itu karena kondisi sarana prasarana, kemudian pemahaman IT baik orang tua siswa maupun guru-gurunya yang kurang,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, Eli menilai bahwa pembelajaran daring cenderung susah untuk proses pembentukan karakter. Sebab, proses daring hanya cocok untuk tahap transfer pengetahuan saja.

“Sementara, untuk proses pembentukan karakter sangat diperlukan pembelajaran tatap muka, karena para siswa bisa dibina secara langsung. Tidak ada jurang kesenjangan, hubungan interaksi guru dan peserta didiknya. Kami berharap pembelajaran tatap muka ini dapat terealisasi dengan baik,” demikian pungkasnya.(*)