Kasipem Rawasari Plered: Pelestarian Seni Sunda Butuh Perhatian Keseriusan

Inilah Aksi dari Grup Seni Tari Tradisional Jaipong, dari Desa Rawasari Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta, saat tampil di penutupan Turnamen Sepak Bola Mini.
Purwakarta - Tak ingin hilang tergerus zaman, Pida Hardianti (31) berusaha keras untuk tetap lestarikan budaya Sunda, walaupun dengan cara apapun.

Melalui grup seni tradisional Mojang Srikandi Rawasari, upaya untuk pelestarian seni tari tradisional Jaipong, di tularkan oleh Pida Hardianti, seorang Kasi Pemerintahan Desa Rawasari Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta di Provinsi Jabar, kepada remaja putri di desanya.

"Awalnya sih iseng-iseng, pas ada event seperti peringatan HUT RI di tingkat Desa, seperti halnya kemarin pembukaan dan penutupan turnamen sepakbola dalam rangka memeriahkan HUT RI Ke 75 kemarin, saya coba untuk semarakkan dengan menampilkan anak-anak sebagai penarinya. Ya alhamdulillah, akhirnya berkata tampil yang memukau penonton itu, banyak diantara orang tua di sekitar, tertarik untuk mendukung anaknya dan bergabung di grup seni Mojang Srikandi yang saya pimpin," ujar Pida, kepada Media KIM Kabupaten Purwakarta, tersambung melalui telepon selulernya, Senin ( (31/8/2020) ).

Grup seni tradisional Mojang Srikandi Rawasari, yang ia pimpin itu ada sebanyak 30 anak-anak berusia SD dan remaja SMP yang ikut bergabung dengan dia.

Namun sangat di sayangkan, para siswanya itu belum memiliki kelengkapan penunjang kegiatan latihan kesenian tradisional Jaipong seperti baju dan selendang tradisional Sunda, untuk para penari. "Peralatan pendukung tersebut diantaranya adalah, sound system, seragam latihan, baju dan tata rias untuk tampil dan lainnya.


Mereka yang latihan di sanggar, saya gratiskan, yang penting mah mereka mau berlatih dan ikut melestarikan budaya tradisional saja itu sudah alhamdulillah ," sebut Pida yang juga merupakan Kasi Pemerintahan di Desa tersebut. 


Masih kata dia, Kendala bagi grup seni Mojang Srikandi Rawasari, hingga sampai saat ini belum memiliki modal untuk melengkapi sarana dan prasarana pendukung terhadap pelestarian budaya Sunda ini, sebutnya. Pida pelatih dan pelestari budaya Sunda berharap kepada pemerintah daerah dan swasta yang peduli terhadap seni tradisional Sunda, untuk kepentingan keberlangsungan budaya Sunda agar tak musnah tergerus zaman, dia berharap kepedulian sosial untuk sanggar seni.

"Dari pada mereka para remaja putri ikut ikutan kegiatan yang tak ada manfaatnya, lebih baik ikut latihan tari, selain bermanfaat, juga menyehatkan. Pada saat in kebanyakan remaja lebih senang dengan game online nonton drama Korea (Drakor) dan kenakalan remaja lainnya,"tutup Pida di penghujung wawancara. 



Reporter: 
  • Yusup Bachtiar (KIM Kabupaten Purwakarta)
  • Bubun Bunyamin (KIM Kecamatan Plered)