Dibutuhkan 9 Juta Talenta Digital Hingga 2030

Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dr. Ismail, MT
KIMPurwakarta.web.id - Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dr. Ismail, MT mengatakan, sejak 2015 Indonesia membutuhkan 600.000 talenta digital setiap tahunnya. Itu artinya, hingga 2030 Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital.

“Itu penelitian World Bank tahun 2016. Betapa besar kebutuhan talenta digital di Indonesia,” ujar Ismail saat menjadi keynote speaker dalam Webinar Series #6: Arah dan Strategi Digital Transformation di Indonesia, belum lama ini.

Ismail mengungkapkan, besarnya kebutuhan SDM ini membutuhkan peran perguruan tinggi seperti SBM ITB untuk membangun anak muda yang bisa memanfaatkan ruang digital ini. Dari awalnya start up hingga menjadi unicorn.

Kompetensi yang dibangun harus terintegrasi, antara kemampuan teknis, hard skill, dan soft skill. Misal seorang ahli IT tidak cukup hanya menguasai IT. Tapi dia juga harus mampu membahas masalah ekonomi, ahli statistik, dan tentunya memanfaatkan data.

“Ini tantangan luar biasa. Bagaimana kampus membangun SDM berbasis kompetensi abilities, basic skills dan cross function skills, bukan hanya kompetensi jurusannya saja. Kita memang tidak bisa jadi superman tapi kita harus memiliki mindset digital,” ungkap dia.

SDM yang mumpuni ini nantinya mampu mendorong UMKM lebih go digital. Sebab saat ini UMKM menopang 65 persen perekonomian nasional.


Bahkan UMKM inilah salah satu kekuatan yang bisa membuat Indonesia tidak masuk ke jurang resesi.

Pada transformasi digital ini, setidaknya ada lima yang ditekankan Presiden Joko Widodo. Yakni pertama, perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital. Kedua, roadmap transformasi digital di sektor strategis: pemerintahan, pelayanan publik, bantuan sosial, pendidikan, kesehatan, perdagangan, industri, penyiaran. Ketiga, integrasi pusat data nasional. Keempat, menyiapkan kebutuhan talenta digital. Terakhir, penyiapan regulasi dan pendanaan terkait transformasi digital.


Kepala Badan Pengembangan SDM Industri Kementerian Perindustrian, Eko Suseno Agung Cahyanto mengungkapkan, peningkatan kualitas SDM menjadi krusial dalam mengakselerasi implementasi ‘Making Indonesia 4.0’ melalui pusat inovasi digital dan pengembangan SDM industri 4.0. 


“Meningkatkan kualitas SDM menjadi 10 strategi prioritas nasional untuk ‘Making indonesia 4.0’,” ucapnya.

Dalam webinar tersebut, CTO/CIO Telkom Group, Herlan Wijanarko membahas tentang penggunaan internet di Indonesia yang terus meningkat apalagi setelah ada pandemi Covid-19.

Pengguna internet Juni 2020, sambung Herlan, menempatkan Indonesia di posisi ketiga di Asia setelah China dan India dengan 171,2 juta pegguna. Melihat tingginya pengguna internet dan perubahan yang serba cepat, tidak ada pilihan lain selain mengadopsi perubahan ini.

Untuk itu, ada beberapa masukan untuk memulai transformasi digital yakni digital business models, karena cara mendapatkan uangnya berubah. Kemudian direct costumer, digital operating models, serta digital talent and skills.

Sementara itu, Deputy Presiden Director BCA, Armand Wahyudi Hartono menggambarkan bagaimana teknologi membuat perusahaannya bertumbuh pesat. Pada tahu 1997, BCA memiliki 25.000 pegawai dengan 4 juta nasabah. Saat ini, dengan jumlah pegawai yang sama jumlah nasabah BCA mencapai 20 juta orang. “Terjadi penambahan produktivitas karena otomatisasi, contohnya dari dulu dikerjakan 800 orang kini menjadi 80 orang,” ucap dia.

Wakil Dekan Bidang Akademik SBM ITB, Prof Dr Aurik Gustomo ST., MT mengungkapkan, era digital sesuatu yang tidak bisa dihindarkan. Pada tahun 2000an perbankan mulai re-enginering dengan digital banking.

“Kemudian terjadi hal luar biasa, kita dihadapkan dengan pandemi yang luar biasa. Ini jadi big momentum yang memaksa siapapun baik bisnis maupun prosesnya bergeser secara luar biasa ke arah digital,” pungkasnya.(*)