Akibat Pandemi Covid-19, Angka Kemiskinan Jabar Naik

Kepala Bidang Statistik (BPS) Jabar Raden Gandari
KIMPurwakarta.web.id - Prosentase angka kemiskinan warga Jabar, hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar dalam rentang bulan Oktober 2019 - Maret 2020, alami peningkatan. Naiknya angka kemiskinan salah satunya karena dampak dari Covid-19.

Kepala Bidang Statistik (BPS) Jabar Raden Gandari menyebutkan pandemi Covid menjadi salah satu penyebab naiknya angka kemiskinan meski ada beberapa variabel lainnya yang membuat bertambahnya jumlah kemiskinan.


"Covid-19 itu kan baru awal Maret mulai rame. Dampaknya akan lebih terlihat pada survei berikutnya. Hasil saat ini dari oktober 2019 hingga Maret 2020, atau sebulan pertama pandemik muncul di Indonesia," jelasnya, Rabu (15/07/2020).


BPS Jabar menyebutkan pada Maret 2020, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan) di Jawa Barat mengalami kenaikan yaitu sekitar 544,3 ribu jiwa, dari 3,38 juta jiwa (6,82 persen) pada September 2019 menjadi 3,92 juta jiwa (7,88 persen) pada Maret 2020.


Garis Kemiskinan (GK) Jawa Barat mengalami peningkatan sebesar 2,82 persen dari Rp. 399.732,- per kapita per bulan pada September 2019 menjadi Rp. 410.988,- per kapita per bulan.


Peran komoditi makanan terhadap garis kemiskinan masih jauh lebih besar dibandingkan peran komoditi bukan makanan.

Secara total peran komoditi makanan GK sebesar 73,43 persen. Angka ini naik jika dibanding keadaan September 2020 yang sebesar 73.23 persen.


Sementara Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menunjukkan kecenderungan meningkat sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menurun. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) naik dari 1,056 menjadi 1,127 atau naik sebesar 0,072 poin.

Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) turun dari 0,237 menjadi 0,225 atau turun sebesar 0,012 poin.


Nilai Gini Ratio mengalami peningkatan yakni dari 0,398 menjadi 0,403. Jika dilihat berdasarkan wilayah, nilai Gini Ratio di perkotaan maupun perdesaan menunjukkan kecenderungan meningkat. Gini Ratio di perkotaan naik menjadi 0,412 dari 0,408 pada periode sebelumnya begitu pula di perdesaan mengalami kenaikan dari 0,318 menjadi 0,325.