Waspada Isyu Kenaikan Elpiji Bersubsidi, LPKSM "Purwakarta" Angkat Bicara

Salah satu program TV swasta nasional yang membahas polemik pencabutan gas Elpiji berukuran 3 Kg (barang bersubsidi) dapat menyebabkan kenaikan harga jual di masyarakat.
Purwakarta - Waspadai informasi menyesatkan yang beredar di masyarakat, lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat (LPKSM) "Purwakarta" pun angkat bicara, terkait beredarnya pengumuman talkshow di salah satu stasiun televisi swasta nasional, yang berisikan tentang SUBSIDI DICABUT HARGA ELPIJI 3 KG JADI Rp.35.000 PERTABUNG. 

Didin, ketua LPKSM "Purwakarta" menyebutkan bahwa gambar ataupun foto ini bukanlah merupakan pengumuman resmi dari pemerintah terkait hal kenaikan harga elpiji!! Harga eceran tertinggi (HET) yang berlaku di Kabupaten Purwakarta tetap Rp 16.000, pertabungnya.

"Jadi perlu dipertegas kembali, jangan sampai warga masyarakat terkecoh oleh Informasi menyesatkan tersebut dan yang meraup keuntungan dari informasi menyesatkan itu adalah para pengusaha nakal," jelasnya kepada KIM Kabupaten Purwakarta, Kamis (16/1/2020) melalui pesan singkat WhatsApp messenger.

Lanjut Didin, kemarin di acara Kabar Pasar, live Rabu 15 Januari 2020, pukul 14.30 WIB yang di pandu oleh Host Dita Faisal membahas tentang di cabutnya Elpiji tersebut seolah-olah itu merupakan pengumuman bagi masyarakat yang awam. 



"Awas masyarakat jangan sampai terkecoh dengan apa yang di bahas pada saat itu, yang jelas harga Elpiji masih tetap bertahan di harga Rp 16.000 pertabungnya dan memang benar ada gas Elpiji sebagai penganti LPG berukuran 3 kg warna melon, dan di ganti ke Brightgas 3 kg tabung berwarna namun warnanya menjadi pink, ya diperkirakan harganya sekitar Rp 35.000- 39.000,- pertabungnya," papar dia. 

Salah satu contoh adalah kenaikan harga rokok, yang jelas pada saat itu diterpa isyu akan mengalami kenaikan, padahal belum ada pengumuman resmi, namun apa yang telah terjadi, saat ini kan di beberapa pengecer rokok sudah ada yang menaikan harganya, ini jelas adalah salah satu yang harus di perhatikan oleh kita semua, pungkas Didin. 

(Yusup Bachtiar)
KIM Kabupaten Purwakarta