Warga Keluhkan Aktifitas Proyek PLTS Terapung Cirata


Purwakarta
- Untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan infrastruktur. Pemerintah melakukan upaya percepatan proyek-proyek yang dianggap strategis dan memiliki urgensi tinggi untuk dapat direalisasikan.

Namun apa jadinya jika dampak dari proyek tersebut malah menjadikan pergerakan ekonomi rakyat terhambat? Belum lagi dampak sosial lainnya yang ditimbulkan oleh pekerjaan yang mengatasnamakan proyek strategis nasioal itu.

Seperti yang dialami oleh warga di Desa Cijati, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta. Warga di sekitar desa tersebut mengeluhkan rusaknya lingkungan yang diakibatkan oleh aktifitas galian tanah merah untuk keperluan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata.

Bubun, warga Desa Cijati yang sehari-hari melalui jalan utama desa untuk pulang pergi kerja, sempat mengalami kecelakaan di jalan yang dilalui aktifitas galian tanah merah proyek PLTS. 

"Tadi malam, saya pulang kerja jatuh karena jalanan tak terlihat dan ada beberapa pengedara lainnya juga yang mengalami kecelakaan," kata Bubun, Senin (15/11/2021).

Sementara, Kepala Desa Cijati Kecamatan Maniis, Zenal Arifin mengatakan, kondisi musim penghujan seperti ini, hendaknya proses pengambilan tanah merah yang berada di wilayah Desa Cijati sebaiknya dihentikan. 

"Dari laporan warga, setidaknya sudah terjadi 10 kecelakaan yang dialami oleh para pengendara yang melintasi jalan tersebut," kata Kades.

Sementara, atas kondisi tersebut, Direktur Operasional PT Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi (PMSE) Dimas Kaharudin belum bisa dikonfirmasi awak media.

Media KIM Kabupaten Purwakarta
Kontributor: Deni Yusuf (KIM Maniis Harmonis)