Ketua TP-PKK Kecamatan Babakancikao Mengukuhkan Bunda Literasi Desa.

Foto bersama sembilan Bunda Literasi Desa se-Kecamatan Babakancikao
Babakancikao - Dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan budaya literasi, Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Babakancikao mengukuhkan sembilan Bunda Literasi Desa se-Kecamatan.

Pengukuhan tersebut digelar dalam kegiatan pertemuan rutin TP-PKK tingkat kecamatan yang dilaksanakan diaula desa Mulyamekar kecamatan Babakancikao kabupaten Purwakarta. Sabtu,(28/12/2019).


Euis Siti Nurochmat selaku ketua TP-PKK Kecamatan Babakancikao mengungkapkan, pengukuhan tersebut merupakan salah satu upaya dengan pertimbangan dibutuhkannya seorang tokoh masyarakat.

Tokoh tersebut tentunya harus memiliki perhatian dan kepedulian yang tinggi terhadap peningkatan minat baca masyarakat. Dan mendorong masyarakat untuk meningkatkan budaya gemar membaca,

"Bunda Literasi yang baru dikukuhkan diharapkan menjadi motivator untuk seluruh pihak terkait di desanya bisa menebarkan virus gemar membaca, untuk mendongkrak minat baca." tutur Euis Nurochmat.

Pentingnya Literasi Desa, selain menjadi teladan bagi keluarga menurutnya, sosok ibu akan menjadi peran sentral dalam membangun karakter anak.

”Dewasa ini anak-anak lebih senang bermain gawai (gadget) daripada membaca buku, menulis atau mencari pengetahuan lainnya. Peran seorang ibu tentunya sangat sentral dalam membangun karakter anak,” tutur istri Camat Babakancikao Dede Sanusi,SH ini.

Ia berharap, kiprah Bunda Literasi ini tidak hanya sampai kegiatan ini selesai, tetapi terus dilanjutkan di desa dan keluarganya.

Hal itu dibutuhkan agar seorang bunda literasi mampu menunjukkan eksistensinya sebagai pilar keberdayaan dan kesejahteraan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. pada tingkat desa, juga diharapkan menjadi kepanjangan tangan yang mampun menyentuh lapisan masyarakat paling bawah.
 


Bunda literasi sebagai medium yang bergerak dalam bidang pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga, dituntut untuk selalu mengkonsolidasi dan merevitalisasi programnya.

“Mudah-mudahan keberadaan ibu sebagai figur yang memayungi gerakan literasi ini, juga bisa menekan angka putus sekolah, serta mendukung budaya literasi di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat,” harapnya pula.

(Ali)
Kim Kec.Babakancikao