Her (37), paman dari bocah laki-laki berusia 11 tahun, dan bocah pengidap HIV dan Aids, warga di Kecamatan Pasawahan, Purwakarta saat ditemui oleh KIM Purwakarta, di kediamannya |
Her mengaku, beberapa waktu yang lalu, bocah tersebut mendapatkan bantuan biaya berobat dari, Yayasan Kesehatan AIDS Healthy Foundation (AHF), namun pada saat ini, biaya tersebut telah dihentikan.
"Jelas saja saya bingung dan sendih melihat kondisi keluarga, untuk membiayai pengobatan keponakan saya ini, dahulu ada salah satu organisasi yang bergerak di bidang kesehatan dan penanggulangan HIV dan Aids, setiap waktu mendanai pengobatan bocah tersebut, namun kini sudah tidak ada," ujar dia, pada saat ditemui oleh KIM Purwakarta di kediamannya.
Sedangkan untuk BPJS Kesehatan yang di biayai oleh Pemerintah daerah Purwakarta pada saat ini belum dapat digunakan, entah mengapa.
"Saya sendiri masih binggung untuk biaya berobat bocah ini ke RS Bayu Asih, apa lagi untuk kehidupan sehari-hari saja saya dapatkan dari hasil bekerja sebagai kuli bangunan. Terkadang kalau ada orang yang menyuruh saya kerja, ya saya lakukan, apabila tidak ada, berarti saya dan keluarga harus menahan lapar," jelasnya.
Her selaku paman dari bocah laki-laki pengidap HIV dan Aids ini, menuturkan bahwa Ayah sang bocah tersebut sudah lama meninggal dunia, pada tahun 2010, sedangkan Ibunya sendiri meninggal dunia pada tahun 2016 yang lalu. Karena kondisi seperti itu, akhirnya Her mengadopsi bocah yang kini baru kelas 2 SD ini.
" Ya harus bagaimana lagi, mau meminta tolong harus kepada siapa lagi, sementara ini," tutur Her, dengan raut wajah yang sedih meratapi keadaan.
(Yusup Bachtiar)
KIM Purwakarta